Kisah Di Balik Koreo Godzila vs Gundala Timnas Indonesia, Ada Jerih Payah Suporter asal Bali Ini

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Kemunculan koreografi Godzila vs Gundala di pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga antara Timnas Indonesia vs Jepang mengundang pujian dari berbagai kalangan di SUGBK, Jakarta, Jumat, 15 November 2024.

Sepanjang pertandingan bergulir hingga usai laga, koreografi Godzila vs Gundala itupun menjadi perbincangan hangat di media sosial yang rerata memuji karya suporter di tribun utara SUGBK. 

Bahkan beredar video viral bagaimana jerih payah para suporter mendirikan atau mengibarkan koreografi yang berukuran raksasa itu.

Dalam menyukseskan koreografi tersebut pastinya tidak mudah dan butuh kerjasama yang ekstra, karena butuh detail, design, dan perhitungan matang untuk menampilkan koreografi yang epic. 

Perjuangan itu pulalah yang turut dilakukan kelompok Suporter Indonesia Pulau Bali (SPIB), tak banyak diketahui, siapa saja yang berperan di balik kesuksesan koreografi itu.

Koreografi tersebut merupakan hasil karya kelompok suporter La Grande Indonesia bersama SIPB.

Sebagaimana disampaikan Koordinator SIPB, Ian Saki Suki yang saat ini berada di Jakarta, pada Senin 18 November 2024 atau satu hari jelang laga melawan Arab Saudi. 

"Di balik kesuksesan koreo Godzilla di Jakarta ada perjuangan teman teman SIPB untuk menyukseskan koreo tersebut di tribun Utara tergabung dengan suporter La Grande Indonesia," kata Ian.

"Peran kami SIPB adalah pas gladi resik, pemasangan koreo, menarik dan konsumsi. Kalau melukis itu khusus team ahli dari teman-teman La Grande Indonesia," bebernya.

Kelompok suporter Timnas yang menamakan diri SIPB ini berangkat dari Pulau Bali menempuh jalur darat menggunakan armada bus dengan berjumlah 29 orang yang setibanya di Jakarta langsung membantu membuat koreografi.

"Kami sebanyak 29 orang berangkat menggunakan bus berangkat tanggal 13 November malam 14 tiba di Jakarta, begitu tiba langsung bantu untuk buat koreo sampai tanggal 15 sampai pertandingan berlangsung," bebernya.

Saat ini Ian masih berada di Jakarta bersama belasan suporter lainnya yang berasal dari Pulau Dewata meski sebagian ada yang pulang karena urusan pekerjaan maupun kepentingan pribadi lainnya.

Ian pun mengungkapkan pengalamannya dalam mendukung Timnas, meski harus rela kehujanan dan bahkan sedikit waktu beristirahat namun di balik itu menjadi kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bisa menyajikan dukungan terbaik bagi Timnas dan menjadi hiburan bagi seluruh pendukung Timnas baik di stadion maupun di daerah masing-masing.

"Seru, kami merasakan kehujanan, kami tidak tidur, di situlah  kebahagian kami, terasa indah ketika koreo nya bisa berkumndang di saksikan puluhan ribu 60.356 ribu penonton yang ada di stadion dan jutaan pecinta sepak bola di seluruh penjuru dunia menyaksikan di layar kaca maupun di sosial media," ungkapnya. 

Disinggung dalam laga melawan Arab Saudi apakah menyiapkan koreografi kembali, Ian menyampaikan bahwa dalam laga melawan Arab Saudi nanti koreografi ditiadakan, karena memang bukan hal sederhana dan membutuhkan effort serta biaya yang tidak sedikit membuat koreografi serupa.

Namun, para suporter militan Timnas sebagai pemain keduabelas bakal fokus meneror lawan untuk menjatuhkan mental mereka sepanjang pertandingan berlangsung.

"Untuk koreo nanti tidak ada, kami fokus untuk meneror saja," tuturnya.

Ian menambahkan, bahwa kelompok SIPB juga bakal mendukung Indonesia saat bertandang ke Jepang nantinya. 

"Kami akan berangkat ke Jepang 7 Juni 2025 mendatang pas tandang ke Jepang," pungkas Ian. (*)

 

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.